Rabu, 02 Februari 2011

Dariku

0 comments
 
oleh Ote Abadi pada 11 Agustus 2008 jam 17:15


Mungkin ini kurang penting bagi anda atau kamu, kau, loe, sampean, ente, ngana, komiu, ale, tapi disini aku merasa butuh untuk menuliskannya.
Tidak seperti orang2 bhw aku terlahir disuatu tempat pengungsian ketika terjadi perang didaratan sulawesi sana tepatnya disebuah desa yamg bernama Langaleso (sekitar 15 km diselatan kota Palu). Saat itu semua panduduk kota dan sekitarnya terutama kaum wanita mengungsi ketempat tempat persembunyian karena daerah pemukiman tengah dibombardir oleh pesawat2 tempur dan tembakan senjata2 mesin musuh negara yang mau mengganggu kembali kemerdekaan yang sudah kita rebut sejak tahun ’45. Ya, saat itulah aku terlahir disebuah tempat persembunyian. Waktu itu masih jaman orde lama, berarti sekarang aku sudah beranjak tua meski aku adalah anak ketiga belas dari enam belas bersaudara kandung, dan aku bangga serta bersyukur karena kehidupan telah banyak memberikan sesuatu kepadaku walaupun masih banyak juga yang belum kudapatkan dari kehidupan itu….
Aku tidak tahu sejauh apa pengaruh atau bentukan perihal kelahiran itu pada pertumbuhan jiwaku, yang pasti adalah bahwa sejak kecil aku sudah suka pergi jauh dari orang tua dan keluarga. Saat itu aku juga sudah menyukai musik, karena hampir setiap pagi aku selalu dibangunkan oleh suara musik lewat LP (piringan hitam) atau radio siaran pagi yang diputar oleh ayahku. Disitu aku mulai tahu penyanyi2 ataupun pemusik2 tenar kala itu. Penyanyi dan pemusik Indonesia yang kukenal seperti Titik Subarjo, Onny Suryono, Alfian, Koes bersaudara, Karsono bersaudara, Pattie bersaudara, Titik puspa sampai pada Titik sandora dan Muchsin atau group band seperti Eka sapta, Panca nada dll, juga penyanyi2 dan pemusik barat seperti Jim reeves, Skeeter davis, Tom jones, Engelbert Humpardink, The Seekers, Mamas and Papas, The Beatles, The Rolling Stones, The Bee Gees, The Monkey’s atau Tonny Motolla dll. Akupun mulai belajar musik secara Otodidak lewat saudara2 tuaku dan lingkungan2 sekitarku.
Pada waktu masih duduk disekolah dasar aku berpindah2 sekolah sampai 5 kali walau masih diseputar sulawesi tengah sana dan SD aku tamatkan di SD Biromaru. Ketika disekolah lanjutan pertama aku juga berpindah 2 kali dan yang kedua aku tamatkan di SMEP negeri II Jakarta dijalan Pinangsia. Aku masih ingat nama teman2ku ketika di SMEP Pinangsia, diantaranya Emin Suparmin, Suherman, A. Syafrudin, M. Sidik, Suharyanto, Chaidir, Mulyadi, Lilik, Cong Lily, Kholidah, Mirah, Narti dll. Sungguh aku rindu pada mereka karena sejak perpisahan sekolah itu sampai hari ini tidak satupun lagi dari teman2ku itu pernah kujumpa bahkan alamatnya pun aku tak tahu. Aku kemudian me- lanjutkan di SMEA negeri 11 jakarta lalu berpindah sekolah sebanyak 3 kali dan akhirnya aku tamat disalah satu SMA swasta dipalu. Ketika dibangku SLA aku mulai bermain musik lebih serius dengan beberapa kali membentuk group band bahkan aku sdh memulai sebagai pemain profesional yang sudah mulai kontrak disebuah tempat hiburan sementara disisi lain aku juga sudah mulai menulis lagu. Setelah menamatkan SMA dipalu aku kuliah di APDN Makassar. Disana juga aku beberapa kali membentuk group band bersama teman2. Dan ketika tamat APDN pada tahun 1980 yang secara otomatis mengangkatku jadi pegawai negeri aku berpikir akan mengubur cita2 dan keinginanku bermusik karena aku harus kembali untuk berdinas dan aku sempat beberapa tahun kerja dikantor Gubernur kepala daerah Sulawesi tengah.
Perkenalanku dengan sang maestro Leo Kristi tahun 1983 membuyarkan karir PNS ku. Sejak itu aku meninggalkan pekerjaan dan mulai menggeluti dunia musik setelah Leo mengajakku bergabung dalam Konser Rakyat Leo Kristi…. Aku bangga pernah menjadi bagian dari kelompok musik itu walaupun banyak yang menyesali sewaktu aku memutuskan untuk memilih jalan ini. Ya, itu memang wajar karena betapa tidak, teman2 yang sebaya atau seangkatan denganku dalam karir kepegawaiannya saat ini semua sudah memegang peran penting didaerah daerah sana.. Tapi aku berpikir untuk tidak menyesali itu karena hidup ini tidak surut kebelakang tapi maju kedepan dan hidup ini serba rahasia yang tidak satupun diantara kita yang mampu menebak atau mengetahui apa yang akan tejadi, dan hidup itu kini masih berputar, dimana sampai saat ini akupun masih sedang menjalani dan mensyukuri anugerahNya diduniaku sendiri, yaitu dunia yang terpilih karena tuntunan tangan dan bisikan gaib-Nya yang menuntun setiap langkahku ber- jalan dan menggerakkan setiap sendi2 hidupku, karena aku yakin bahwa mustahil seseorang memilih sebuah jalan kalau bukan karena bisikan jiwa yang berada dalam genggamanNya. Album soloku “Dibalik Terali” (1989) dan “Cinta terlarang” (1995) adalah buah tanganku yang mencatat perjalanan dunia musikku. dan banyaknya kenangan2 manis se waktu dari panggung kepanggung,sewaktu latihan atau sewaktu menyusuri perjalanan panjang lewat tahun2 yang terlalui bersama KRLK, dimana ditengah pergulatan hidup itu juga aku berjumpa dengan seorang yang wanita kucintai dan begitu setia mendampingiku sampai saat ini, yang telah melahirkan anak2ku yang semuanya sangat kucintai dan kusayangi membuat hidupku lebih berarti. Akhirnya, setelah 23 tahun bersama Konser Rakyat Leo Kristi, pada tahun 2006 aku memutuskan untuk keluar karena lelah dan capek, yaa, lelah dan capek…. Sekarang, setelah aku mengaso beberapa saat aku mulai berjalan dan berjalan lagi untuk menyusun irama hidup kedepan, dan masih dalam keyakinan bahwa aku ada, aku hidup, aku maju, aku berbuat karena bisikan jiwaku yang ada dalam genggaman
NYA.. . .

baca juga : http://oteabadi.multiply.com/

Leave a Reply

Blogger templates

Blogger news

Kareba Dopa NAVAI

Popular Posts

Facebook