Rabu, 27 April 2011

Mengedit pitch vocal yang fals dengan Steinberg Cubase 5

1 comments
 
Sebagai musisi maupun sound engineering dipastikan kita menginginkan sebuah lagu yang terekam dan siap dipublikasikan memiliki kualitas yang baik/bagus. Salah satu kualitasnya mungkin adalah tidak adanya note atau pitch yang tidak sesuai sebagai mana mestinya (fals). Dahulu kala (saat studio rekaman masih menggunakan pita) mungkin apabila ada pitch yang fals, musisi harus mengulangnya dari awal, atau bahasa inggrisnya Retake.

Walaupun sekarang akan lebih baik melakukan prosedur yang sama seperti diatas, namun apabila terpaksa seperti disaat musisi membawa materi lagu yang direkam sebelumnya di studio rekaman lain dan membawa materi tersebut ke studio kita, dan dibeberapa part/bagiannya (khususnya vocal) terdapat pitch yang fals, kita dapat mengakalinya dengan bantuan software.

Banyak software yang ditawarkan untuk urusan editing vocal, mulai dari celemony melodyne, antares auto tune dan lain sebagainya. Namun lagi-lagi software seperti tersebut merupakan pihak ketiga (VST), bukan bawaan DAW. seperti celemony melodyne, saat saya mencoba, jujur saja agak sedikit kesulitan memakainya, mungkin karena harus membuka window atau jendela (work space) baru untuk menggunakannya. Sedangkan untuk Antares Autotune, menurut saya agak kurang natural suaranya (seperti tercompress). Akan tetapi itu menurut saya yang baru dalam dunia audio rekaman :).

Nah, mungkin pabrik software audio steinberg menjawab keluhan serta keluhan saya diatas. Setelah beberapa lama menggunakan Steinberg Cubase 5 dan iseng-iseng untuk mengotak-atik, ternyata di dalam software Steinberg Cubase versi 5 ini terdapat fitur yang luar banyak dan sangat berguna, salah satunya adalah Vocal Editing and Pitch Correction. Nama fitur untuk editing vocal ini bernama VariAudio.

Oke, kita langsung saja mencoba untuk memakai fitur luar biasa ini.

Pertama kali, tentunya anda harus membuka software Steinberg Cubase 5 nya terlebih dahulu.
klik START --> All Program --> Steinberg Cubase 5 --> Cubase 5

Atau lebih mudahnya klik dua kali icon yang berada di desktop (shorcut)


Tunggu sebentar untuk loading (system dan plugins-plugins yang ada)

Dan setelah terbuka, akan tampak seperti screenshot dibawah ini

Bukalah sebuah project yang sudah ada


 Pilih lah sebuah project, lalu klik open


Tunggu hinggal loading selesai


Setelah terbuka, pilih salah satu track/bar vocal yang ingin di edit. dan klik dua (2) kali

Lalu klik gambar segitiga yang berada di samping tulisan Pitch & Warp

Dan anda siap untuk mengedit pitch vocal yang fals
Caranya dengan mengklik salah satu bar yang fals, dan turun atau dinaikan sesuai dengan pitch sebenarnya. notes (kunci seperti C C# D D# layaknya piano berada disamping kiri work space)



Berikut adalah video nya tentang cara penggunaanya yang lebih lengkap :)

http://youtu.be/I0N_bNp4cv4


Distorsi blog pembahasan tentang home recording dan studio rekaman




Artikel Terkait:
DAW
Tutorials
[ Read More ]
Read more...
Kamis, 07 April 2011

“ZARRO ANANTA”.

0 comments
 
-m.sir- : " ANUMO ' Le KAMAI kita majadi penikmat JAZZ KAILI "


Mungkin nama group band JAZZ Zarro masih asing buat publik, termasuk org PALu sendiri walaupun sebetulnya pecinta jazz sudah banyak yang megetahui Zarro sebagai vokalis, pencipta, dan aranjer sebagian lagu-lagu grup Clorophyl, mungkin tak asing lagi. Kualitas dan warna vokal Zarro, khususnya dalam membawakan lagu-lagu be...rkonotasi jazz milik Jamiroquai, Stevie Wonder, Al Jarreau, Djavan, atau pun Michael Franks, sudah tidak usah diragukan lagi, karena kemahirannya bersenandung dengan cengkok jazz yang kental.

Zarro merilis album Latin jazz-nya yang pertama ini dengan berbahasa daerah Palu, Sulawesi Tengah. Dilihat dari sisi musikalitas lirik, bahasa Kaili (Palu) yang eksotis sangat cocok bila dibawakan dalam irama jazz Latin. Dalam album rekamannya yang pertama ,salah satu alat musik yang digunakan adalah LALOVE, sebuah alat musik tiup seperti seruling yang digunakan sebagai alat musik pada upacara ritual di Sulawesi Tengah.Zarro lewat album ”Ananta” terbitan C-Pro Record bernyanyi dalam bahasa Kaili, bahasa ibu etnis Kaili yang merupakan kelompok terbesar masyarakat Sulawesi Tengah.

Pada lagu-lagu ciptaan Zarro, lirik bukan sekadar menjadi penyampai makna verbal. Ada semacam kesadaran estetis untuk memperlakukan kata-kata dalam bahasa Kaili itu sebagai bagian dari musik. ”Bahasa daerah saya terdengar musikal. Pengucapannya enak dan kalau dibuat komposisi terasa enak,” kata Zarro (36), pria kelahiran Palu, Sulawesi Tengah, yang bernama lahir Mohammad Nizar.

Zarro tidak berpretensi untuk meramu unsur etnis. Musiknya tetap berbasis pada pop meski ada beberapa sentuhan unsur jazz sebagai pemanis dan penyaman komposisi. Maklum, Zarro adalah mantan vokalis grup Cloropyl yang biasa membawakan jazz. Pendukung musik album Zarro kebanyakan juga personel Cloropyl. Kalaupun ada elemen etnis, itu hanya bersifat tempelan dan tidak mengubah rasa popnya. Zarro, misalnya, menggunakan la love, instrumen tiup tradisional Palu, yang biasa digunakan dalam ritual pemanggilan roh. La love yang berupa seruling dari bambu itu digunakan dalam lagu Mangge. Pada lagu yang sama digunakan pula perkusi lokal serupa gendang yang disebut gimba. ”Kalau kita gunakan gaya campursari, bahasa yang saya gunakan tidak akan dilirik pasar,” katanya beralasan.

Musik Zarro malah lebih dekat dengan gaya Antonius Carlos Jobim, salah seorang eksponen bossa nova Brasil itu. Ia memang mengaku banyak terpengaruh oleh musik Jobim yang cenderung lirih-lirih lembut, tetapi pada komposisi tertentu cukup bertenaga untuk memancing impuls goyang. Ia banyak menggunakan instrumen akustik, terutama gitar. Efeknya, musik Zarro terkesan dekat dengan musik kamar. Penggunaan keyboard elektrik ia pilih cita suara yang mellow. Misalnya pada komposisi Dade’ka Komiu yang dipasang pada urutan pertama album.

Zarro memilih bahasa Kaili dengan niat memperkenalkan bahasa daerahnya yang nyaris tak terdengar dalam pergaulan bahasa nasional.

Sumber : Jazz On Trijaya 

-m.sir- ( Penikmat Musik JAZZ sejak tahun 1992 )
[ Read More ]
Read more...
Senin, 04 April 2011

Sejarah Rekaman Dunia

0 comments
 


Gramophone
sumber photo : http://electricka.com
Studio recording yang kita kenal hingga saat ini sudah melewati  perjalanan panjang, banyak penelitian, penciptaan dan inovasi hingga akhirnya studio recording berkembang menjadi digital audio recording, berikut sejarahnya;
Alat perekam pertama suara adalah Phonoautograph temuan Leon Scott. Lalu pada tahun 1857 Thomas Alfa Edison menemukan Phonograph, yaitu alat yang digunakan untuk mempelajari gelombang suara, namun alat tersebut tidak digunakan untuk merekam suara. Kemudian pada tahun 1870an, Thomas Alfa Edison mulai mengembangkan alatnya menjadi perangkat telephone, yang kemudian banyak bermunculan alat-alat serupa bernama Gramophone. Alat ini memiliki konsep kerja dengan cara elektromagnetik dan dibuat dari kertas berlapis wax. Kemudian pada tahun 1894 Emir Berliner menyempurnakan alat tersebut dengan membuatnya dari piringan, dan benda inilah cikal bakal “disc” yang kita lihat hingga saat ini. Hingga tahun 1920an, Phonograph atau Gramophone merupakan satu-satunya alat perekam dan playback yang ada.
Tape Recording
undefinedsumber photo : http://123rf.com
Industri rekaman terus berkembang, dan akhirnya Gramophone digantikan oleh Tape Recorder, yang lebih mudah dan terjangkau dalam segi produksi. Tape Recorder mulai populer mulai tahun 1950an, tape recorder banyak memiliki keunggulan dibanding Gramophone, dengan tape proses edit dapat dilakukan dengan mudah, termasuk pemberian efek fade in/ fade out.
Multitrack Recording
sumber photo : http://gettyimages.com
Mulai tahun 1940an, multitrack recording mulai berkembang, dan semakin maju mulai era 1960an. Pada era ini juga mulai ditemukan pembuatan rekaman dengan teknik stereo, akibatnya sound engineer mulai bereksperimen lebih luas dengan multitrack recording.
Digital Recording
sumber photo : http://logicstudioblog.com
Pada tahun 1980an, dunia rekaman sudah menginjak pada rekaman modern dan mulai tahun 1990an industri rekaman sudah sangatlah berbeda dari era-era sebelumnya. Digital Recording memenfaatkan multimedia dan komputerisasi dalm melakukan proses editing audionya.
Home Recording
Saat ini, istilah “rekaman” terdengar lebih sederhana, tidak seperti masa-masa sebelumnya, jika seorang musisi harus merekam lagunya di studio besar dengan perangkat yang luar biasa, saat ini kita dapat merekam lagu di dalam sebuah kamar berukuran kecil dengan perangkat minimal namun dapat menghasilkan audio yang profesional.
Begitulah sejarah singkat tentang dunia rekaman, saat ini recording sudah dapat kita lakukan di rumah kita sendiri, bahkan dengan biaya dan alat yang sederhana.

sumber : http://rumahrekam.wordpress.com
[ Read More ]
Read more...

Blogger templates

Blogger news

Kareba Dopa NAVAI

Popular Posts

Facebook